Komentar
Nganjuk infopol.co.id
Ketua Media Independen Online (MIO) Kabupaten Nganjuk, Prayogo Laksono, mendorong aparat penegak hukum (APH) agar lebih responsif dalam menindak laporan masyarakat terkait oknum yang mengaku sebagai wartawan namun diduga melakukan pemerasan.
Prayogo menegaskan, praktik oknum yang mengatasnamakan profesi wartawan untuk kepentingan pribadi merupakan tindakan yang mencederai kebebasan pers dan merusak marwah jurnalisme.
“Wartawan bekerja berdasarkan kode etik jurnalistik, bukan menakut-nakuti apalagi memeras. Jika ada oknum yang mengaku wartawan lalu meminta uang atau mengancam, itu pidana,” tegas Prayogo, jum'at (19/12/2025).
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya para korban, agar tidak takut dan berani melapor ke kepolisian jika mengalami tindakan pemerasan, intimidasi, atau ancaman oleh oknum yang mengaku wartawan.
“Korban jangan diam. Laporkan ke APH, sertakan bukti chat, rekaman, atau saksi. Negara hadir untuk melindungi warga, bukan pelaku yang berlindung di balik profesi,” ujarnya.
Menurut Prayogo, keberanian melapor sangat penting agar praktik-praktik menyimpang tersebut tidak terus berulang dan merugikan masyarakat maupun insan pers yang bekerja secara profesional.
Ia juga meminta aparat penegak hukum bertindak tegas dan cepat dalam menindaklanjuti setiap laporan, guna memberikan efek jera serta menjaga kepercayaan publik terhadap media dan hukum.
“MIO Nganjuk mendukung penuh penegakan hukum yang adil. Jangan sampai profesi wartawan dijadikan tameng untuk melakukan kejahatan,” pungkasnya.
Dengan adanya dorongan ini, Prayogo berharap tercipta ekosistem pers yang sehat, profesional, dan berintegritas, serta masyarakat tidak lagi menjadi korban oknum yang menyalahgunakan profesi wartawan.#team