infopol.co.id Kontak Redaksi- 085784424805 wa Karaoke Keluarga Nekat Buka, Sujiyono LP-RI: Terkesan Lambat, Harusnya Langsung Ditindak

Iklan Semua Halaman

Iklan 928x90

Hot Post

Karaoke Keluarga Nekat Buka, Sujiyono LP-RI: Terkesan Lambat, Harusnya Langsung Ditindak

Selasa, 30 Juni 2020

INFOPOL, Banyuwangi - Ketua Dewan Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Peduli Republik Indonesia (LSM LP-RI) Sujiyono geram melihat banyaknya tempat-tempat hiburan malam di Bumi Blambangan tetap beraktifitas secara  terang-terangan meski sudah ada anjuran dari Dinas terkait untuk mengentikan sementara aktifitasnya selama masa simulasi Protokol Kesehatan diterapkan, Senin (29/06/2020).

Meski sebelumnya Dinas Pariwisata dan Instansi terkait telah memberikan warning keras terhadap beraktifitasnya beberapa Karaoke Keluarga di Banyuwangi, namun hal tersebut tidak menciutkan nyali para pengusaha tempat hiburan tersebut untuk tetap buka dan beroperasi mengisi pundi-pundinya di tengah masa pandemic Covid 19.

Buktinya, setelah Heroes dan QQ, kali ini Ashika pun tak mau kalah. Karaoke Keluarga yang berlokasi di Kecamatan Rogojampi tersebut nekat buka meski sebelumnya sudah ada anjuran untuk menerapkan masa simulasi di masa pandemic.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Dewan LSM LP-RI Banyuwangi Sujiono pun geram. Menurutnya, ini sama saja menganggap remeh dan merendahkan marwah dari Pemkab Banyuwangi. Dirinya pun menyesalkan sikap para aparat yang terkesan diam dan tidak menindak.

"Padahal sudah ada larangan gak boleh buka, ini kok Ashika malah nekat buka. Bahkan, D'Star pun ikut-ikutan buka.  Maksudnya gimana? Ini kan sama saja menganggap remeh kebijakan Pemkab Banyuwangi. Saya juga menyesalkan sikap aparat  terkesan lambat. Harusnya langsung di tindak," tegas Jion.

Seyogyanya Dinas Pariwisata Banyuwangi, lanjut aktifis muda ini, tidak perlu menunggu ditindaknya Karaoke Keluarga yang nekat beraktifitas atau menjual room sebelum masa simulasi Protokol Kesehatan berakhir. Disisi lain, dia berharap ada keseriusan dari pihak Pemkab Banyuwangi khususnya para aparat untuk menertibkan dan memberikan sanksi berat sebagai wujud shock teraphy kepada pengusaha yang nekat melanggar anjuran Pemerintah.

"Sebenarnya gak perlu menunggu masa simulasi Protokol Kesehatan. Mau ikut pembinaan atau tidak, pokoknya kelihatan beroperasi, tindak saja. Itung-itung buat shock teraphy. Saat ini semua merasakan lumpuhnya perekonomian imbas Covid 19, namun mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan kepentingan yang lebih banyak juga tidak benar," pungkas Jion. (IP TDan).