Polemik PPDB Online, Dari Kekecewaan Berujung Ke Komisi X DPR RI Atau Mungkin Pelaporan Ke APH.
Muara Enim.
Kekecewaan berat nampak di raut muka Parlin Hasibuan ketika di sambangi awak media (5/7/2025) di tempat kerjanya. Parlin Hasibuan merupakan orang tua wali dari M. Fathir Al Ayubbi Hasibuan merupakan siswa SD Negeri 6 Muara Enim, sebuah SD Negeri yang berdampingan langsung dengan SMPN 1 Muara Enim.
Dengan berbatas hanya pagar sekolah secara akal sehat dan rayon serta Domisili Siswa lulusan SD Negeri 6 Muara Enim layak bersekolah di SMP Negeri 1 tersebut.
Di tinjau dari lokasi domisili Parlin Hasibuan orang tua Fathir memiliki dua rumah yang sama sama dekat dengan SMPN 1 Muara Enim yaitu Depan kantor lurah pasar 2 Muara Enim dan Gang duren Pasar 3 Muara Enim.
Selain itu menurut keterangan Parlin, sang anak memiliki nilai akademik rata rata memuaskan atau nilai 9 semasa SD.
Mujur tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak Fathir tidak di terima menjadi siswa SMPN 1 Muara Enim setelah melalui seleksi PPDB online jalur domisili.
Berjarak sekitar 647 meter dari sekolah yang dituju, membuat Fathir tidak di terima.
Padahal domisilinya berada di RW dan RT sesuai undangan yang terterah di brosur PPDB online SMPN 1 Muara Enim.
Atas kejadian tersebut dan harga diri orang tua terhadap anaknya, Parlin tidak tinggal diam dan menghubungi pihak disdik Muara Enim sampai dengan Bupati Muara Enim untuk mintak klarifikasi serta jalan keluarnya.
Tidak hanya Parlin beberapa awak media, LSM di Muara Enim ikut membantu berdiskusi ke pimpinan disdik Muara Enim atas polemik Fathir Hasibuan tersebut.
Argumen argumen pembenaran dari pihak Disdik Muara Enim bagi Parlin Hasibuan merupakan siasat mengulur waktu saja dan terkesan menghindar dari jalan keluar.
Atas kejadian tersebut Parlin menuntut pihak Disdik Muara Enim untuk bertanggung jawab.
Tuntutan tanggung jawab tersebut bukan tanpa alasan karena berdasarkan hasil penelusuran Parlin di situs PPDB online tersebut terdapat dugaan kecurangan kecurangan yang berakibat merugikan anaknya,mulai dari surat domisili dadakan, sampai persentase jalur prestasi serta afirmasi yang tidak sikron, dan yang lebih parah di dapati domisili domisili liar jalur domisili yang lebih jauh dari titik kordinat sebenarnya.
Tetapi meskipun di rundung kekecewaan yang berat Parlin berharap penuh putranya M Fathir dapat di terima di SMPN 1 Muara Enim demi menjaga stabilitas fisiologi sang anak, serta menjaga keharmonisan rumah tangga yang terlanjur terganggu akibat peristiwa tersebut.
Pengamat dunia Pendidikan Muara Enim Martin Padamaran menilai pihak penanggung jawab PPDB online Disdik Muara Enim terkesan bermain main dengan pikiran mereka sendiri,kurang bertanggung jawab dan bermain aman serta lebih memilih saling lempar tanggung jawab atas kejadian tersebut " Nasi telah menjadi bubur, dari beberapa keterangan media pihak pihak disdik bidang SMP terkesan tidak ingin di hubungi, terjadi kisruh mereka harus bertanggung jawab " Tutur Martin.
Ditambahkannya kembali seharusnya kelurahan kelurahannya yang padat penduduk kuotanya harus lebih dari sekolah lain, guna mengantisipasi kejadian seperti ini " Bicara kuota tentu ini menampar pihak disdik sendiri, sebab jika tidak ada siswa kalong yang mungkin tersulap lewat jalur afirmasi ataupun jalur prestasi bahkan jalur domisili tentulah pembagian kuota cukup dan tak bermasalah.
Ari Asnawi aktivis kawakan sekaligus sahabat dekat Parlin Hasibuan mewarning pihak penanggung jawab PPDB online Disdik Muara Enim untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secepatnya " Kami tidak perlu di PHP, jika tidak tuntas kami akan laporkan ke komisi X DPR RI dan menempuh jalur hukum atas dugaan penyalahgunaan jabatan " Ujarnya
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim sekaligus Ketua penanggung jawab PPDB online Disdik Muara Enim tahun 2025 Faisal Al Akhmed S.STP, M.Si sampai dengan berita ini di turunkan entah ada apa belum memberikan tanggapan.
Terakhir tersiar kabar pihak Disdik Muara Enim bersama tim PPDB online bidang SMP berada di jakarta, berkonsultasikah atau aji mumpung menghindar dari kisruh yang saat ini terjadi sambil menunggu lonceng waktu tertutup.(AL)