infopol.co.id Kontak Redaksi- 085784424805 wa Jalur Gumiter di Tutup Pada Akhir Juli 2025, Satlantas Polres Jember Siapkan Langkah Pengamanan Pengaturan Lalu Lintas

Iklan Semua Halaman

Iklan 928x90

Hot Post

Jalur Gumiter di Tutup Pada Akhir Juli 2025, Satlantas Polres Jember Siapkan Langkah Pengamanan Pengaturan Lalu Lintas

Selasa, 22 Juli 2025

 Jalur Gumiter di Tutup Pada Akhir Juli 2025, Satlantas Polres Jember Siapkan Langkah Pengamanan Pengaturan Lalu Lintas 



JEMBER - Infopol.co.id 

Satlantas Polres Jember menyatakan dukungannya terhadap rencana penutupan total Jalur Gumiter, untuk proyek perbaikan permanen jalan nasional.


Sejumlah langkah pengamanan dan pengaturan lalu lintas telah disiapkan, untuk memastikan arus kendaraan tetap terkendali selama masa penutupan yaitu 24 Juli hingga 24 September 2025.


"Polri dalam hal ini sebagai penegak, pelayanan dan pelindung masyarakat, mendukung sepenuhnya. Bagaimana dan apa yang terbaik untuk masyarakat," ujar Kasat Lantas AKP Bagas.



Ia menyampaikan, koordinasi lintas wilayah sudah dilakukan sejak awal Juli melalui forum lalu lintas yang melibatkan berbagai instansi dari Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso.


Satlantas Polres Jember telah merancang setidaknya tiga skema pengalihan arus kendaraan dari Jember ke arah Banyuwangi.


Simpang Empat Mangli, Sukorambi, Patrang, Maesan (Bondowoso)


Jalur ini menjadi rute utama untuk pengalihan kendaraan pribadi dan umum.


SPBU Mayang, Kalisat, Sukowono, Tamanan, Maesan (Bondowoso)


Cocok untuk kendaraan dari wilayah timur Jember.


Simpang Tiga Ojekan (Lembengan) Ledokombo, Kalisat, Sukowono, Maesan.


Rute alternatif bagi warga Mayang ke arah timur yang ingin menuju Bondowoso.


"Nanti setiap harinya, diterjunkan 4 personil lantas di Gumiter. Ada 2 personil di Simpang 3 Ojekan atau Simpang 3 Warung Biru. Lalu 2 personil lainnya di Simpang 3 Mrawan," ujarnya.



Kasat Lantas Polres Jember AKP Bernardus Bagas Simarmata juga menjelaskan bahwa meski ada jalur alternatif khusus roda dua di kawasan perkebunan yang sedang di ratakan, jalur tersebut tidak direkomendasikan untuk masyarakat umum.


"Jalannya sempit, belum diaspal, dan tidak ada penerangan. Kalau masyarakat lokal yang sudah paham medan ingin lewat, silakan. Tapi untuk umum, sangat tidak kami anjurkan," ujarnya.


Di wilayah kota, pihaknya akan menerapkan pengaturan situasional sesuai kondisi di lapangan. Fokusnya, antisipasi penumpukan di Simpang 4 Mangli dan titik-titik lainnya saat kendaraan mulai dialihkan.


"Kami akan pantau kondisi. Kalau terlihat penumpukan, personil akan kami arahkan ke lokasi untuk mengurai kepadatan," ujar Kasat Lantas.


Ia mengakui bahwa kendaraan berat seperti truk roda enam ke atas akan terdampak paling besar. Jalur Situbondo melalui jembatan darurat hanya bisa dilalui kendaraan maksimal 15 ton.



"Kendaraan berat harus memutar lewat Lumajang atau Probolinggo. Kami sudah petakan potensi titik kemacetan seperti di Klakah, Besuki, dan Widuri Bondowoso," tambahnya.


Terkait respon masyarakat untuk penutupan ini, Kasat Lantas menyebut reaksi yang muncul sangat beragam. Namun pada dasarnya, perbaikan ini untuk keselamatan masyarakat.


"Wajar kalau ada yang pro dan kontra. Tapi jika masyarakat tahu manfaatnya dalam jangka panjang, mereka akan memahami," pungkasnya.


(Win)