PURBALINGGA. Infopol.co.id - Sejumlah pesawat microlight dari komunitas Jogja Flying Club yang terbang dari Yogyakarta mendarat dengan sempurna di Lanud TNI AU Bandara Panglima Besar Sudirman Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Sabtu17 Juni 2023.
"Hari ini ada sembilan pesawat dengan total 18 crew ikut kegiatan cross country dari Yogyakarta ke Purbalingga," kata sslah satu crow Jogja Flying Club Candra saat ditemui di Bandara Lanud TNI AU Panglima Besar Sudirman. Kedatangan 9 pesawat microlight disambut dan Lanud Jenderal Besar Sudirman Letkol Nav Janur Yudo Anggoro, M.Tr ( Han ) Ketua KONI Purbalingga R.Budi Setiawan.S.E.M.Si.
Serta 1000 siswa siswi dari tingkat PAUD sampai dengan tingkat SLTA yang ada di Kota Purbalingga serta masyarakat sekitar Lanud TNI AU Panglima Besar Sudirman.
Menurutnya kegiatan cross country dilakukan tersebut merupakan program rutin yang dilakukan Jogja Flying Club dengan tujuan untuk melatih navigasi jarak Dekat untuk para pilot yang tergabung dalam komunitas yang dinaungi Federasi Aero Sport Indonesia Daerah (Fasida) Yogyakarta itu. Pesawat yang mendarat di bandara Lanud Panglima Besar Sudirman di antaranya :
1.PK-S 777 (fix Wing) pilot Dedi.S dan Lanud adi Sumarno dan Bagyo.
2.PK-S 447(Fik wing) pilot Azhar.A kaskoop II dan Nonya Neny
3.PK÷S 189 (Trike) Pilot Prasetyo dan jarwanto
4.PK-S 252(Fix Wing) pilot Ari dan Via
5.PK-S 264 (fix Wing) pilot fashan dan Kukuh
6.PK-S 233 (FikWing) pilot Gunawan dan yoga
7.PK-S 130 (FikWing) pilot Roni Ferry
8.PK-S 371 fix Wing pilot Bima dan Neta
9.PK-S 220 (Triek pilot H.agung dan Jafwanto
"Rute Yogyakarta- Purbalingga merupakan rute jarak dekat yang paling ideal dibandingkan di daerah lain dengan jarak tempuh penerbangan dengan pesawat microlight hanya sekitar 1 jam 45 menit," tuturnya.
Ia mengatakan kegiatan cross country dilakukan Jogya Flying Club di Bandara Panglima Besar Sudirman bukan pertama kalinya karena pihaknya sudah terbang beberapa kali ke bandara Purbalingga untuk melatih navigasi para pilot.
"Semua pesawat microlight dalam kondisi prima karena kami selalu mengecek mesin dan kondisi kelaikan pesawat sebelum diterbangkan menuju ke tempat tujuan," katanya.
Penerbangan pesawat microlight harus memperhatikan berbagai faktor demi keamanan dan kenyamanan, misalnya cuaca atau kecepatan angin terutama saat membawa penumpang masyarakat umum.
Jogja Flying Club diresmikan pada Maret 2004 oleh Marsdya TNI (Purn) Eris Herryanto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Lanud (Danlanud) Adisutjipto dan komunitas itu menjadi wadah bagi orang-orang berbagai latar belakang yang tertarik terbang maupun menerbangkan pesawat jenis microlight.
Ada dua jenis pesawat microlight yakni flexible wing dan fixed wing. Flexibel wing mengacu pada pesawat trike yang memiliki sayap segitiga seperti gantole, sedangkan fixed wing pesawat dalam bentuk mini yang memiliki dua seat kokpit berdampingan untuk pilot dan co-pilot. (Budi Santoso)