INFOPOL, Jember – Ditemukan
batu purba berbentuk lempeng dan mengeluarkan bunyi-bunyian layaknya nada
gamelan tradisional seperti gamelan sendro, pelog, bahkan juga bernada chromatic
piano konvesional. Batu tersebut pertama kali ditemukan oleh Hadi Poernomo (41)
warga di kawasan hutan di kaki pegunungan Argopuro di Dusun Sumbercandik, Desa
Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember Jawa Timur, Selasa (18/03/2020).
Pria yang merupakan
personil Polsek Arjasa ini mengisahkan, dirinya pertama kali menemukan batu
tersebut sekitar September 2016 saat dirinya membersihkan lahan yang dibelinya
dari seorang sahabatnya. Saat itu, dia menggali gundukan tanah, untuk tempat pondok
istirahat dan tanpa sengaja menemukan sebongkah batu alam berbentuk lempeng dengan
ukuran 100 cm x 80 cm x 10 cm yang akhirnya disebut “Batu Cagak”. (cagak =
penanda, red).
Awalnya, mantan personil Humas Polres Jember ini ingin menggali
potensi keindahan panorama alam dari kaki bukti Gunung Argopuro di lahan seluas
2500 meter yang dimilikinya. Saat dirinya dibantu masyarakat sekitar melakukan
penggalian, ditemukanlah sebuah batu unik berwarna kehijauan seberat 2 (dua)
kilogram yang ternyata setelah dilakukan uji laboraturium di Gemologi Pegadaian
Jakarta merupakan jenis Natural Green
Moldavite yang berasal dari cairan batu meteorit yang membatu dan diperkirakan
berumur jutaan tahun.
“Saat saya temukan pertama kali Batu Cagak tidak mengeluarkan
bunyi apapun mas. Baru setelah saya temukan batu ke-dua dan sesaat setelah saya
sama temen-temen dari Netizen Jember mengadakan acara selamatan pas di hari
kelahiran saya di lokasi tersebut (12/09/2016), batu tersebut menampakkan
keunikannya” beber Hadi.
Menemukan keunikan batu purba yang ditemukannya, bapak tiga anak
ini pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk mulai menggali potensi yang
terkandung dari lahan tersebut. Memadukan antara keunikan batu purba tersebut
dengan keindahan panorama kaki gunung Argopuro. Seiring berjalannya waktu,
tempat tersebut pun semakin ramai di kunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara.
Terkadang, para mahasiswa bahkan para peneliti pun mulai mengkaji batu-batu
purba yang ditemukannya. Saat itulah nama “Selo Bonang” lahir.
Bahkan, untuk menarik perhatian dari masyarakat dan Pemkab
Jember, abdi Bhayangkara ini sempat mengadakan acara kesenian dan budaya dengan
menggandeng adik-adik mahasiswa Universitas Jember di awal tahun 2017.
“Saat mulai ramai dikunjungi itulah saya berinisiatif untuk mengamankan
penemuan tersebut, karena menurut saya ini bukan hanya sebuah penemuan batu
yang bisa mengeluarkan bunyi, tapi ini merupakan penemuan dari peradaban
manusia dan juga sejarah geologi terbentuknya Gunung Api “Ya’ang” Argopuro
Purba. Akhirnya dari beberapa usulan teman dan kolega, saya berkirim surat
kepada Pemerintah Kabupaten Jember, untuk melaporkan penemuan saya, tepatnya
tanggal 22 September 2017 mas,” ucapnya.
Karena tidak mendapatkan jawaban apapun, surat ke-dua dikirimkan
langsung ke Pemerintah Propinsi Jawa Timur (23/12/2017) dengan harapan adanya
respon dari Gurbernur Jatim untuk memberikan kepastian terkait keamanan dari
penemuan tersebut. Tepat tanggal 4 Januari 2018 surat jawaban diterima dari
Pemprov Jatim dengan diturunkannya Tim Ahli yang tugasnya mengkaji secara
ilmiah penemuan batu purba tersebut. Tepat tanggal 20 Januari 2018, Tim
tersebut memutuskan jika penemuan batu tersebut bukan merupakan Benda Cagar
Budaya tapi merupakan Potensi Unik Kekayaan Alam yang berkaitan dengan Geoologi
Sejarah terbentuknya Gunung Api Ya’ang atau yang lebih dikenal dengan Argopuro
Purba.
Memperoleh petunjuk tersebut, tanpa putus asa, pria yang
berencana memberi nama Jalan Bhayangkara akses menuju lokasi Selo Bonang ini
mengirimkan surat pemberitahuan yang ke-tiga kalinya yang ditujukan kepada
Kementerian terkait (21/03/2018) guna mendapatkan kepastian terkait keamanan dan
pihak yang menerima dari penemuannya ini. Sementara itu, nama Selo Bonang pun
semakin di kenal dan semakin banyak wisatawan bahkan peneliti dari luar negeri
yang berkunjung di tempat tersebut.
“Akhirnya saya mengirimkan surat pemberitahuan lagi untuk yang
ke-tiga kalinya mas. Maksud saya supaya ada keamanan terkait penemuan saya ini,
disamping itu saya juga ingin menyerahkan kepada Negara, hanya saja sampai
detik ini masih belum ada respon dari pihak Pemkab Jember untuk menindaklanjuti
rekomendasi dari Pemprov Jatim terkait hasil kajian dari tim ahli yang
diturunkan. Saat ini, saya hanya berharap kepada kesatuan saya, saya berharap
Polri khususnya Polres Jember untuk bisa membantu supaya batu purba dan lokasi
penemuanya bisa menjadi salah satu destinasi penelitian geologi sejarah Gunung
Api Argopuro Purba dan juga menjadi salah satu wisata, yang terpenting bisa
menjadi salah satu warisan untuk generasi penerus,” beber Hadi.
Saat disinggung terkait apresiasi Kapolri untuk personil yang
berprestasi (“Siapa saja anggota Polri yang berprestasi,
saya berharap Bapak SDM betul-betul bisa didatakan dan organisasi Polri harus
beri perhatian kepada mereka yang betul-betul berprestasi,”- sumber i-new /
06-02-2020 –red), dengan rendah hati Hadi tidak berharap hal tersebut, dirinya
hanya meminta supaya penemuan ini di amankan dari pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab, dikelola dan hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Saya tidak berfikir kesana mas, saya ini cuman
Abdi Bhayangkara yang tut wuri handayani sama pimpinan. Yang penting penemuan
tersebut aman dan bisa dimanfaatkan untuk masyakat, saya sudah bersyukur. Hanya
untuk saat ini, saya berharap besar kepada Kesatuan saya (Polri) untuk bisa
didepan menggandeng semua stakeholder,”
pungkas Hadi.
Pantauan tim INFOPOL di lokasi, saat ini lokasi wisata tersebut
di kelola oleh masyarakat sekitar yang tergabung di Paguyuban Abdi Dalem dengan menggandeng Yayasan Koaronesia (YK)
Jawa Timur selaku pendamping. Di konfirmasi terpisah, Islah perwakilan dari YK
Jatim Jember menyatakan penemuan Selo Bonang merupakan sebuah penemuan yang
langka di dunia dan seyogyanya Negara hadir dalam rangka pengamanan asset penemuan
dan pengelolaan khususnya Pemkab Jember.
“Seyogyanya Negara hadir dalam rangka pengamanan dan pengelolaan
aset penemuan. Selo Bonang bukan hanya sekedar batu purba yang mengeluarkan
bunyi, namun masih banyak potensi yang belum tergali dari penemuan tersebut. Pemkab
Jember seharusnya tanggap dan gerak cepat memfasilitasi hal ini. Terkait hal-hal
lain, itu kan bisa duduk bersama sesama Instansi Pemerintah,” ungkap salah satu
anggota Dewan Rumah Jokowi ini. (IP-Red/TDan).