infopol.co.id Kontak Redaksi- 085784424805 wa Selo Bonang, Paduan Sejarah Geologi Peradaban Dan Keindahan Panorama Gunung Api Argopuro Purba

Iklan Semua Halaman

Iklan 928x90

Hot Post

Selo Bonang, Paduan Sejarah Geologi Peradaban Dan Keindahan Panorama Gunung Api Argopuro Purba

Rabu, 18 Maret 2020


  
INFOPOL, Jember – Ditemukan batu purba berbentuk lempeng dan mengeluarkan bunyi-bunyian layaknya nada gamelan tradisional seperti gamelan sendro, pelog, bahkan juga bernada chromatic piano konvesional. Batu tersebut pertama kali ditemukan oleh Hadi Poernomo (41) warga di kawasan hutan di kaki pegunungan Argopuro di Dusun Sumbercandik, Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember Jawa Timur, Selasa (18/03/2020).
Pria yang merupakan personil Polsek Arjasa ini mengisahkan, dirinya pertama kali menemukan batu tersebut sekitar September 2016 saat dirinya membersihkan lahan yang dibelinya dari seorang sahabatnya. Saat itu, dia menggali gundukan tanah, untuk tempat pondok istirahat dan tanpa sengaja menemukan sebongkah batu alam berbentuk lempeng dengan ukuran 100 cm x 80 cm x 10 cm yang akhirnya disebut “Batu Cagak”. (cagak = penanda, red).
Awalnya, mantan personil Humas Polres Jember ini ingin menggali potensi keindahan panorama alam dari kaki bukti Gunung Argopuro di lahan seluas 2500 meter yang dimilikinya. Saat dirinya dibantu masyarakat sekitar melakukan penggalian, ditemukanlah sebuah batu unik berwarna kehijauan seberat 2 (dua) kilogram yang ternyata setelah dilakukan uji laboraturium di Gemologi Pegadaian Jakarta  merupakan jenis Natural Green Moldavite yang berasal dari cairan batu meteorit yang membatu dan diperkirakan berumur jutaan tahun.
“Saat saya temukan pertama kali Batu Cagak tidak mengeluarkan bunyi apapun mas. Baru setelah saya temukan batu ke-dua dan sesaat setelah saya sama temen-temen dari Netizen Jember mengadakan acara selamatan pas di hari kelahiran saya di lokasi tersebut (12/09/2016), batu tersebut menampakkan keunikannya” beber Hadi.
Menemukan keunikan batu purba yang ditemukannya, bapak tiga anak ini pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk mulai menggali potensi yang terkandung dari lahan tersebut. Memadukan antara keunikan batu purba tersebut dengan keindahan panorama kaki gunung Argopuro. Seiring berjalannya waktu, tempat tersebut pun semakin ramai di kunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara. Terkadang, para mahasiswa bahkan para peneliti pun mulai mengkaji batu-batu purba yang ditemukannya. Saat itulah nama “Selo Bonang” lahir.
Bahkan, untuk menarik perhatian dari masyarakat dan Pemkab Jember, abdi Bhayangkara ini sempat mengadakan acara kesenian dan budaya dengan menggandeng adik-adik mahasiswa Universitas Jember di awal tahun 2017.
“Saat mulai ramai dikunjungi itulah saya berinisiatif untuk mengamankan penemuan tersebut, karena menurut saya ini bukan hanya sebuah penemuan batu yang bisa mengeluarkan bunyi, tapi ini merupakan penemuan dari peradaban manusia dan juga sejarah geologi terbentuknya Gunung Api “Ya’ang” Argopuro Purba. Akhirnya dari beberapa usulan teman dan kolega, saya berkirim surat kepada Pemerintah Kabupaten Jember, untuk melaporkan penemuan saya, tepatnya tanggal 22 September 2017 mas,” ucapnya.
Karena tidak mendapatkan jawaban apapun, surat ke-dua dikirimkan langsung ke Pemerintah Propinsi Jawa Timur (23/12/2017) dengan harapan adanya respon dari Gurbernur Jatim untuk memberikan kepastian terkait keamanan dari penemuan tersebut. Tepat tanggal 4 Januari 2018 surat jawaban diterima dari Pemprov Jatim dengan diturunkannya Tim Ahli yang tugasnya mengkaji secara ilmiah penemuan batu purba tersebut. Tepat tanggal 20 Januari 2018, Tim tersebut memutuskan jika penemuan batu tersebut bukan merupakan Benda Cagar Budaya tapi merupakan Potensi Unik Kekayaan Alam yang berkaitan dengan Geoologi Sejarah terbentuknya Gunung Api Ya’ang atau yang lebih dikenal dengan Argopuro Purba.
Memperoleh petunjuk tersebut, tanpa putus asa, pria yang berencana memberi nama Jalan Bhayangkara akses menuju lokasi Selo Bonang ini mengirimkan surat pemberitahuan yang ke-tiga kalinya yang ditujukan kepada Kementerian terkait (21/03/2018) guna mendapatkan kepastian terkait keamanan dan pihak yang menerima dari penemuannya ini. Sementara itu, nama Selo Bonang pun semakin di kenal dan semakin banyak wisatawan bahkan peneliti dari luar negeri yang berkunjung di tempat tersebut.
“Akhirnya saya mengirimkan surat pemberitahuan lagi untuk yang ke-tiga kalinya mas. Maksud saya supaya ada keamanan terkait penemuan saya ini, disamping itu saya juga ingin menyerahkan kepada Negara, hanya saja sampai detik ini masih belum ada respon dari pihak Pemkab Jember untuk menindaklanjuti rekomendasi dari Pemprov Jatim terkait hasil kajian dari tim ahli yang diturunkan. Saat ini, saya hanya berharap kepada kesatuan saya, saya berharap Polri khususnya Polres Jember untuk bisa membantu supaya batu purba dan lokasi penemuanya bisa menjadi salah satu destinasi penelitian geologi sejarah Gunung Api Argopuro Purba dan juga menjadi salah satu wisata, yang terpenting bisa menjadi salah satu warisan untuk generasi penerus,” beber Hadi.
Saat disinggung terkait apresiasi Kapolri untuk personil yang berprestasi (“Siapa saja anggota Polri yang berprestasi, saya berharap Bapak SDM betul-betul bisa didatakan dan organisasi Polri harus beri perhatian kepada mereka yang betul-betul berprestasi,”- sumber i-new / 06-02-2020 –red), dengan rendah hati Hadi tidak berharap hal tersebut, dirinya hanya meminta supaya penemuan ini di amankan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dikelola dan hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Saya tidak berfikir kesana mas, saya ini cuman Abdi Bhayangkara yang tut wuri handayani sama pimpinan. Yang penting penemuan tersebut aman dan bisa dimanfaatkan untuk masyakat, saya sudah bersyukur. Hanya untuk saat ini, saya berharap besar kepada Kesatuan saya (Polri) untuk bisa didepan  menggandeng semua stakeholder,” pungkas Hadi.        

Pantauan tim INFOPOL di lokasi, saat ini lokasi wisata tersebut di kelola oleh masyarakat sekitar yang tergabung di Paguyuban Abdi Dalem  dengan menggandeng Yayasan Koaronesia (YK) Jawa Timur selaku pendamping. Di konfirmasi terpisah, Islah perwakilan dari YK Jatim Jember menyatakan penemuan Selo Bonang merupakan sebuah penemuan yang langka di dunia dan seyogyanya Negara hadir dalam rangka pengamanan asset penemuan dan pengelolaan khususnya Pemkab Jember.
“Seyogyanya Negara hadir dalam rangka pengamanan dan pengelolaan aset penemuan. Selo Bonang bukan hanya sekedar batu purba yang mengeluarkan bunyi, namun masih banyak potensi yang belum tergali dari penemuan tersebut. Pemkab Jember seharusnya tanggap dan gerak cepat memfasilitasi hal ini. Terkait hal-hal lain, itu kan bisa duduk bersama sesama Instansi Pemerintah,” ungkap salah satu anggota Dewan Rumah Jokowi ini. (IP-Red/TDan).