Mojokerto, infopol.co.id
Di tengah beragam dinamika pelaksanaan kebijakan nasional di tingkat desa, Pemerintah Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, tampil dengan sikap tegas dan terang: mendukung penuh program-program strategis pemerintah pusat. Bagi mereka, keberpihakan terhadap agenda negara adalah bagian dari komitmen terhadap rakyat.
Salah satu bentuk nyata dukungan tersebut terlihat dalam sikap Pemdes Talunblandong terhadap program Koperasi Merah Putih. Program yang bertumpu pada semangat kemandirian dan gotong royong ini dianggap sebagai instrumen penting dalam menciptakan keadilan ekonomi di akar rumput.
“Kami tidak setengah hati. Pemerintah Desa Talunblandong mendukung seluruh program pemerintah. Termasuk Koperasi Merah Putih, yang kami anggap sebagai jembatan strategis untuk memulihkan dan memperkuat ekonomi warga,” tegas Haji Anton Suprapto, Kepala Desa Talunblandong.
Komitmen itu tak berhenti di tataran wacana. Saat ini, Jembatan Talunbrak—yang telah empat tahun roboh dan menyisakan kesulitan besar bagi mobilitas warga—akhirnya mulai dibangun kembali. Proses pembangunan ini tidak lepas dari peran Haji Anton Suprapto yang selama ini dikenal getol memperjuangkannya ke berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga-lembaga vertikal.
“Kami tidak hanya menunggu belas kasih anggaran. Kami dorong, kami kejar, kami kawal. Karena bagi kami, pembangunan itu bukan soal proyek, tapi soal keadilan,” kata Anton.
Pembangunan kembali jembatan itu menjadi simbol penting: bahwa ketika desa dipimpin oleh figur dengan keberanian politik dan kejelasan visi, pembangunan bisa digerakkan dari bawah. Ini juga memperkuat narasi bahwa Talunblandong bukan sekadar mendukung program pemerintah—tetapi menghidupkannya dengan tindakan nyata.
Program Koperasi Merah Putih pun mendapat perhatian serius. Anton menyebutnya sebagai peluang untuk membangun ekosistem ekonomi rakyat yang kuat, sekaligus menciptakan ruang partisipasi warga dalam pembangunan ekonomi desa. Dengan koperasi sebagai pengungkit, ia berharap desa bisa berdiri di atas kaki sendiri.
“Negara sudah hadir lewat kebijakan. Kini saatnya desa menyambut dengan kerja nyata,” pungkasnya. (Why)