SUMENEP. Infopol.co.id - Perkumpulan pedagang pasar Minggu, merupakan salah satu kuliner UMKM binaan Disperindag UMKM kabupaten Sumenep Madura Jawa timur.
Kuliner UMKM (pasar Minggu) tersebut bertempat di depan museum Sumenep, sepanjang jalan sebelah timur taman bunga kabupaten Sumenep.
Menurut penjelasan salah satu anggota pengurus dari Perkumpulan Pedagang Pasar Minggu Sumenep (P3MS), pak Ali Kalau kegiatan pasar minggu ini sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu" terangnya.
Menurutnya ada ketidakwajaran dari beberapa poin biaya pemasangan tenda yang dianggarkan diantaranya yang dianggarkan biaya bongkar pasang sebesar Rp 35.000, dan biaya transpot atau penggantian BBM sebesar Rp. 400.000.
Awak media pun melakukan investigasi terkait kejanggalan tersebut dan ditemukan fakta di lapangan atas pernyataan tukang pasang tenda yang enggan disebutkan namanya, kalau mereka (bongkar pasang tenda) menerima Rp 25.000,. Dan biaya transport atau penggantian BBM yang diterima pekerja di lokasi sebesar Rp. 150.000. pekerjapun menyampaikan secara rinci sirkulasi dana yang dia terima dan menyebutkan dua nama oknum disperindag berinisial D dan S yang lebih tau masalah selisih nominal di atas. Menurut pernyataan pekerja pada awak media saat di konfirmasi di lokasi pemasangan tenda.
Heran dan kaget pak Ali selaku anggota pengurus perkumpulan pedagang pasar Minggu itu atas temuan awak media. Kenapa praktik seperti ini baru muncul sekarang mengingat praktek ini berjalan cukup lama, entah berapa besaran kerugian yang ditanggung oleh para pedagang di pasar minggu. Dan apalagi baru mengetahui selain biaya bongkar pasang juga ada penyunatan pada biaya transport mengingat besaran biaya transport sudah dianggarkan sendiri jauh lebih besar dari angka yang disebutkan. Harusnya kami bisa menekan dan memperkecil biaya tersebut. Secara kita masih dalam kondisi pemulihan ekonomi, paska pandemi covid-19.
"Angka sepuluh ribu ini besar loh, kalau dikalikan dengan enam puluh tenda lebih perminggu, kalikan empat kali perbulan, trus kali pertahun. Belum lagi biaya transportnya" keluhnya.
Sementara dari pihak pemerintah. Kepala Disperindag kabupaten Sumenep bapak Chainul , saat ditemui oleh awak media infopol di ruangannya, terkait hal itu pak kadis tidak tahu, karena paguyuban itu bentuknya iuran( tidak ada anggaran yang mengalir kesana) jelas kadis. Senin 12 September 2022.
Mengenai terkait biaya bongkar pasang tenda tersebut, saya tidak tahu, karna itu langsung berurusan degan bagian cleaning Service," jelasnya.
Dari pihak kadis sendiri, akan mempertanyakan hal itu kepada yang bersangkutan, baik dari pihak ketua paguyuban maupun pada kedua pegawai disperindag terdebut di atas.
Lanjutnya" bahkan dari kita sudah memfasilitasi tempat disana( depan museum) timur taman bunga. Yang awalnya ada di kampung Arab(selatan perempatan bank BRI).
Kadis menyampaikan, mohon maaf, dan berterima kasih atas konfirmasi temuan dilapangan ini kepada awak media, "meraka itu(paguyuban) tidak memiliki tenda, itu tenda kita pinjamkan ke mereka, bahkan kita sudah memfasilitasi berupa tempat, yg awalnya tidak disana, yang selama ini dikampung Arab, kemudian kita fasilitasi di lokasi yang baru" jelasnya.
Kita ajukan lagi tenda, dan saya minta kebersihan, keamanan, sudah saya arahkan kesana sebagai binaan UMKM kami, bahkan nanti kedepannya bukan hanya sekedar kuliner, tapi sebagai wisata kuliner. Karena konsep kami ke teman-teman disana, bagaimana daya tariknya itu, orang luar bisa juga berkunjung dan menikmati jajanan kuliner disana.
Bahkan terkait keamanan, saya malah meminta pihak paguyuban" silahkan kondisikan kepihak Polsek, PM, ke Dishub untuk berkordinasi langsung sendiri ke mereka.
Dan mengenai lebih lanjut, kepala Disperindag Chainul akan mengkonfirmasi pihak media infopol tv nanti, terkait kelanjutan hal mengenai kejanggalan tersebut.
Kasik waktu "saya akan panggil yang bersangkutan" terangnya diakhir. (KH)

Komentar